Happier

Kemarin Banjarmasin hujan-panas-dan hujan seharian. Pemberkasan untuk sidang skripsiku sudah masuk, dan kewajiban yang ada  hanya membuat presentasi untuk sidang bulan ini. Setelah makan siang, salah satu teman dekatku mengajak ke salah satu cafe sederhana yang namanya sudah sangat familiar. Da bomb. (Jalan Anggrek, Kebun Bunga, Banjarmasin)

Da bomb punya sejarah yang cukup panjang hingga 2018 kurasa. Cafe ini dulunya adalah taman bacaan. Mereka menyewakan komik, novel remaja, buku-buku fiksi nonfiksi dan sempat menjadi safe haven aku dan kakakku setiap siang jumat sepulang dia dari SMP nya terus menjemputku di SD. Kami sekolah di dekat rumah, dan lingkungan rumah sudah menjadi suasana yang kuat sekali menggambarkan masa kecil kami. Sempat menambah usaha warnet di lokasi yang sama, lalu Dabomb memutuskan untuk mengisi kekosongan lahan diseberang rumah menjadi kafe, atau lebih tepatnya tempat nongkrong adik-adik. "adik-adik" karena segmentasi pasarnya adalah anak-anak SD, SMP, dan SMA. (ada yang kaget nih anak SD sudah nongkrong. iya SD sudah nongkrong, aku juga gitu kok). Harga nya sangat murah untuk anak kuliahan, minuman dari 3 ribu rupiah-an. Makanannya juga dari 5 ribuan saja. Bisnis ini dibangun oleh mba dan mas yang masih kukenal sejak aku SD dulu. 

Siang, aku kesana, masuk kedalam lingkungan kebun bunga lagi. Sebenarnya aku sering untuk lewat saja, dalam rangka nostalgia. tapi hanya lewat, berbeda dengan ini. Masuk ke dabomb, semua memori-memori masa kecil menyerbu masuk berdesakan minta diingat. 
"ah di polisi tidur itu dulu aku pernah jatuh dari boncengan, ah papan nama dabomb yang dulu dengan logonya yang selalu ada di komik dan novel yang aku sewa, ah rumah guruku, ah mushola tempatku belajar mengaji" semua-semua kenangan seperti tersegarkan kembali. Wajar aku rasa, hidupku dari usia 0 tahun hingga hampir 19 tahun dihabiskan dilingkungan ini, aku hafal wajah-wajah disekitar rumahku karena waktu aku TK aku sering dipanggil dan singgah sekedar untuk diajak bercanda dan nyemil kukis buatan mereka. 

Aku duduk sendirian disalah satu meja mengarah ke jalan, sengaja tidak meminta menu karena masih mengurusi nostalgia yang awet berkepajangan. Tidak lama, ada laki-laki yang juga familiar. Owner dabomb, mas-mas yang dulu juga selalu ada setiap aku main di warnetnya. Kami saling menyadari kehadiran satu sama lain.


"lamanya ga kesini? dimana sekarang?"
"Iya, sudah pindah ke km.8 jadi jarang mampir" aku senyum-senyum sambil kaget karena dia masih ingat.
Dia lanjut ke dapur, ada istrinya disana, "mbak-mbak dabomb" kataku dulu pas SD. Tiba-tiba ada anak laki-laki, menyodorkan menu dengan sopan. "LAH INI KOK SUDAH SEGEDE INI?!" kupikir. Aku bengong, baru sadar sudah selama ini aku tidak ada singgah kelingkungan ini dan anak mbak dabomb yang dulu sering kuajak bercanda sambil baca komik sudah besar, mungkin sudah SMP menuju SMA.



Tidak lama, temanku datang, dia tidak kalah senostalgia aku, dia juga sering kesini sejak SMP. Sepertinya dabomb punya peran yang lumayan besar dalam memori anak-anak sekitar Kebun Bunga. Aku kirim video ke kakak "Tau ngga ini dimana?", dia langsung tau itu dabomb, dan juga mau diajak kesana segera.

Kami berbincang panjang seperti biasa, sambil hujan datang lagi, kali ini lebih deras. Hiasan yang digantung dibalik kesederhanaanya bisa menciptakan bunyi-bunyi yang menenangkan. Disaat ada angin kencang, bunyi-bunyian ini membuat suasana semakin berasa seperti rumah lama. Aku tahu aku akan sering kesini lagi untuk itu.


Aku rasa dari segala kegelisahan yang aku rasakan beberapa bulan terakhir, atau mungkin beberapa tahun ini, aku membutuhkan rasa seperti ini, rasa nostalgia yang mampu membawa ketenangan semasa kecil. Ketenangan diantar abah lalu dijemput kaka sekolah, untuk pulang kerumah dan langsung mendapati dapur hangat karena mama sudah selesai memasak makan siang. Dunia yang sangat berbeda waktu itu. Entah mungkin jika mereka masih disini, mungkin memori itu tidak akan memiliki nilai sebesar ini didiriku sendiri. Jalan anggrek, jalan teratai, dan jalann gandaria di lingkungan ini mendominasi latar belakang memori kecilku. Disuapi makan dihalaman rumah, belajar sepeda didepan rumah, sampai usia dimana aku sering mengajak teman teman nongkrong dirumah.

Dulu, aku merasa nostalgia seperti ini bisa menciptakan kesedihan kecil. Tapi seiring berjalannya waktu, dan bisa aku bilang, sekarang justru memori-memori ini memberikan ketenangan dan energi yang lebih dari cukup untuk kembali melakukan rutinitas hari ini dan besok sebagai seorang yang 'dewasa'(?).

Kesedihan hanyalah ketidakmampuan melihat suatu kejadian dari sisi yang lebih terang. Kesedihan yang dipendam lama justru akan memiliki pengaruh yang buruk untuk kebahagiaan baru yang datang, begitu juga dengan rasa mengasihani diri sendiri yang berkepanjangan. Itu hanya akan mendorong pergi kesempatan berbahagia yang dengan suka rela masuk kekehidupan baru.

Dabomb kembali menghidupkan 8-tahun-diriku yang selalu kusembunyikan sejak aku merasa jauh dari masa kanak-kanak lagi. Sejak aku mengerti apa yang benar-benar akan kuhadapi diusia sekarang. Aku merasa terlalu mengkhawatirkan hal buruk yang mungkin akan terjadi nanti. Sedangkan banyak orang-orang yang dengan hati terbuka menawarkan diri untuk menemani dalam semua prosesnya, menawarkan diri untuk mendengarkan keluh kesah dan sedikit keceriaan sehari-hari. Seharusnya aku bersyukur bisa seberuntung ini dikelilingi orang-orang yang sangat peduli atas hari ini-ku atau besok dan seterusnya.

At the end of the day, i know that bad things happened in life. I just need to focus on the good ones. This is one of 'em. You are one of 'em.

Da Bomb
Jalan Anggrek No.20 Rt.2
Kebun Bunga Km. 3,5
Kota Banjarmasin
wa: 082155731864
ig: dabombcafe 



Comments

Aya said…
Terharuuu... 😘😘😘

Popular posts from this blog

Pengalaman Tes IELTS, Persiapan Cuman 12 Hari

Prioritas