Pengalaman Tes IELTS, Persiapan Cuman 12 Hari

Umumnya, setiap orang yang ingin melaksanakan tes IELTS pasti akan mempersiapkan dirinya dengan mantap. Memang seharusnya seperti itu. Karena tes ini bukan tes yang bisa langsung diulang keesokan harinya, seminggu, atau sebulan setelahnya. Mungkin hal ini bisa dilakukan buat mereka yang punya Rp 2.900.000 dikantong setiap minggunya buat tes. Tapi, tentunya, untuk aku, seorang mahasiswa semester 9 (sembilan) yang haus akan sidang skripsi, ini bukan tes yang murah. Uang 2,9 juta itu bukan uang yang sedikit.

Keadaanlah yang maksa aku untuk tes IELTS HARUS di bulan Desember 2018 ini, karena kalau tes di Januari atau lebih, akan banyak kesempatan yang terlewat, dan ini berdampak panjang pemirsa. Telat tes IELTS sebulan bisa menunda kehiudupan pribadi setahun bahkan dua tahun lamanya. Usia 23 tahun bukan usia remaja lagi menurut wikipedia:
Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu: Masa remaja awal, 12 – 15 tahun. Masa remaja pertengahan, 15 – 18 tahun. Masa remaja akhir, 18 – 21 tahun.- Wikipedia
Karena banyak hal yang ingin aku lakukan sebelum usia 30 tahun, dan salah satu syarat "hal" tersebut adalah sertifikat IELTS, maka dengan cara dadakan, tanggal 1 Desember 2018, mendaftarlah diriku untuk mengikuti tes di Surabaya untuk tes tanggal 13 Desember 2018. Sangat menantang dan sangat hampir tidak bertanggung jawab. Aku sangat mengerti resiko yang akan dihadapi, tenang pemirsa. Mohon jangan ditiwas. Mohon jangan disalahkan. Menariknya, disaat aku resmi terdaftar sebagai peserta tes. Aku belum mengerti sepenuhnya pola tes IELTS. Informasi terjauh yang aku punya hanya tesnya terbagi menjadi 4, dan bentukan nilai-nilainya 6.0 atau 7.0. Bahkan aku ga tau kalo nilai maksimalnya 9.0.



Email dari IALF beberapa
hari sebelum keberangkatan
Pendaftaran beres, pembayaran juga beres via transfer ke pihak IALF. (Cara mendaftar klik disini)
Banjarmasin belum punya lembaga yang bisa menyelenggarakan tes IELTS. 
Lalu aku pilih Surabaya, karena cuman di Surabaya yang menyediakan tes speaking dihari yang sama, ada beberapa tempat tes dikota lain yang perlu menunggu 7 hari untuk bisa tes speaking.  Duit lagi tuh kalo waktunya misah. Jadi aku pilih tes di IALF Surabaya.

Terpampanglah tiket untuk ke Surabaya dari Banjarmasin, dan sebaliknya untuk pulang. Hmmm... Mahal.. benar. Masuk akal, karena ini bulan Desember. Waw, hibat... ntap... nais

Jadi semakin jelas sekarang, jika nilai Ielts yang aku dapat nanti dibawah syarat yaitu:overall 6.5 dan masing-masing 6.0, maka, aku harus tes ulang ATAU pasrah dan melewatkan kesempatan-kesempatan yang ada di awal tahun. Niqmat sekali tantangan ini. 
Tentu dengan bantuan Shop**, terbelilah buku Barron's IELTS untuk bekal menuju peperangan batin tersebut. Hebatnya si seller bisa sehati,  di H-10 buku sudah sampai. Auto bintang 5 dan review lebay~ #Shop**gariskeras

Aku sadar diri nih, tinggal 10 hari persiapan, pemahaman tentang tes sudah lumayan dalam 2 hari pertama. Semua blog tentang IELTS sudah dibaca, sedetail mungkin. Sesederhana dengan kata kunci "pengalaman tes IELTS" di Google (ada juga yang salah fokus, malah bacain pengalaman si punya blog S2 di Amrik, jadi makin minder aja mau tes IELTS). 

Yak... Sudah juga nontonin semua video YouTube tentang persiapan IELTS. 
(Buat yang mau belajar via youtube, segeralah, bisa buka link nya disini, Mbak Emma ini jelas banget ngajarinnya, tapi berhubung waktuku sempit, aku nontonnya speed 2x biar hemat waktu. Selain itu bisa disini juga, Mas Adam ini kayaknya temennya Mbak Emma sih, tonton aja biar mantap). 
Cuman itu yang bisa dilakukan sebelum ada buku. Setelah ada buku Barron's, mulailah aku latihan soal. Langsung gladi, setiap hari. Mulai dari Listening, Reading, Writing sampai Speaking. Semua di gladikan setiap hari minimal sekali. Khusus untuk Writing, dapat jatah tambahan dia, karena aku tau, aku nggak sepinter itu dalam hal menulis, apalagi bukan bahasa Indonesia. Diriku cukup sadar dan tahu diri.
BARRON's-Teman Dikala Kepepet
Sempat meltdown sejenak, dan curhat ke senior yang sudah pernah mengalami tes IELTS. Salah satunya ka Sigit, doi ini sama-sama di PCMI Kalsel dan baru pulang dari Fulbright-nya. Dia tawarin tes prediksi yang ternyata lokasinya deket rumah. Langsung acc. Langsung daftar. Biaya tes Rp 75.000. Tes prediksi pas H-4. Curhatlah diriku ini kepada Kak Sri namanya. Beliau pemilik dari Ultimate IELTS Banjarmasin. Buat kamu yang mau prediksi atau les buat persiapan IELTS atau TOEFL aku rekomendasikan disini aja, karena rasanya nyaman bak rumah sendiri. 
Ka Penta and I

Tes prediksinya sesuai bayangan, percis seperti gladi-gladi yang sudah aku lewati sendiri dirumah. Tes prediksi juga bisa bikin kita terbiasa dengan kertas lembar jawaban yang akan digunakan saat tes. Buat kamu yang mau file kertas jawabannya, bisa klik disini: listening, readingwriting 

Lembar Jawaban Latihan Diprint Sendiri
Hasil dari pediksi adalah.. jeng jeng jeng..
Hasil Prediksi IELTS H-4
Listening 7.5
Reading 7
Writing 5.5
Speaking 7
OVERALL 7
Tidak semudah itu aku puas Ferguso. Bisa dilihat dalam baris-baris nilai diatas, walaupun overall nya 7. Pada bagian writing-nya berisikan angka kembar 5.5. Ini sangat sangat tidak baik. Karena minimal 6.0. Kalau ini hasil sesungguhnya, sudahlah.. Gagallah itu tes IELTS. (Terbayang pundi-pundi rupiah terbang melayang). Hasil prediksi ini jujur sangat membantu, karena memenuhi 2 (dua) fungsi, yaitu: 
1. Menyadarkan diri akan kemampuan (dengan writing 5.5)
2. Menyemangati diri untuk tes sesungguhnya (dengan overall 7)

Baiklah. Jika memang jalannya seperti ini, maka jalanilah dengan ikhlas. 
Berbijak diri dan memberikan diri semangat dipengujung hari menuju tes.

Aku ke Surabaya, berbekalkan 1 dress kaos, 1 rok, dan 1 kemeja untuk tes. Tanpa koper, tanpa alat mandi, tanpa catokan. Bawa badan, fokus ke tes. Fokus. Buku Barron's tetap dibawa, karena banyak manfaatnya saat pesawat delayed 2 jam di Banjarmasin. Baru ini nih, pesawat delayed ada rasa syukur karena bisa sekali lagi gladi tes walaupun di bandara.

Pesawat mendarat.. Cari Taksi.. Langsung menuju Homestay, karena keuangan sudah tidak kuat untuk tinggal di Hotel. Tapi ternyata ini Homestay murah kelas Hotel, dan lokasinya cuman satu kilo dari tempat tes (IALF Surabaya). Satu lagi kebahagiaan kecil pendukung tes IELTS. Makan siang, malam, semuanya cuman order Go Food. Waktu tersisa 17 jam sebelum tes dan akhirnya dihabiskan untuk latihan listening sedikit, dan tidur. Pencegahan stress.

Besoknya, aku datang ke IALF dan disana sudah ramai peserta tes yang senasib seperjuangan. Untungnya ini tes bukan kompetisi. Jadi semua ya santai, tanpa ada beban ke peserta lain. (kan kan kan flashback ke kompetisi yang tiap pesertanya nge scan peserta lain dari ujung kaki ke ujung kepala, gausah ditebak kompetisi apa). Ada beberapa yang masih buka-buka buku latihannya, dan ada yang sudah berpasrah dengan doa, termasuk aku.

Sebelum tes, semua peserta dipersilakan ke toilet terlebih dahulu. Ini harus dilakukan, karena waktu tes akan sangat ketat, sayang kalau terpotong waktu ke toilet. Setelah itu, peserta diambil sidik jarinya dan difoto serta dicek Kartu Identitasnya yang dipakai saat pendaftaran. Harus diingat disini, jika mendaftar menggunakan KTP maka bawalah KTP, dan begitupula untuk Paspor. Semua tas dan jam tangan disimpan dengan aman, semua peserta mendapatkan nomor penitipan barang. Peserta hanya boleh membawa badan, dan Identitas Diri. Botol minum diperbolehkan. Tapi daripada waktunya dipakai buat minum dan (nanti) pipis, mending ga usah.

Satu kebahagiaan kecil lagi, aku duduk paling depan dua meter dari speaker. Nais! Nasib baik...
Tidak ada lagi kegelisahan tentang speaker yang kurang jelas. Ruangannya cukup nyaman, suhu yang pas dan kursi yang jaraknya nggak jauh berlebihan bikin gugup agak berkurang.

Bagian-bagian tes terbagi lagi menjadi beberapa bagian.
Diambil dari ielts.org:


Listening 30 minutes

You will listen to four recordings of native English speakers and then write your answers to a series of questions.Recording 1 – a conversation between two people set in an everyday social context.

Recording 2 - a monologue set in an everyday social context, e.g. a speech about local facilities.

Recording 3 – a conversation between up to four people set in an educational or training context, e.g. a university tutor and a student discussing an assignment.
Recording 4 - a monologue on an academic subject, e.g. a university lecture.

Reading 60 minutes
The Reading component consists of 40 questions, designed to test a wide range of reading skills. These include reading for gist, reading for main ideas, reading for detail, skimming, understanding logical argument and recognising writers' opinions, attitudes and purpose.
IELTS Academic test - this includes three long texts which range from the descriptive and factual to the discursive and analytical. These are taken from books, journals, magazines and newspapers. They have been selected for a non-specialist audience but are appropriate for people entering university courses or seeking professional registration.


Academic Writing 60 minutes

Topics are of general interest to, and suitable for, test takers entering undergraduate and postgraduate studies or seeking professional registration. There are two tasks:


Task 1 - you will be presented with a graph, table, chart or diagram and asked to describe, summaries or explain the information in your own words. You may be asked to describe and explain data, describe the stages of a process, how something works or describe an object or event.


Task 2 - you will be asked to write an essay in response to a point of view, argument or problem. Responses to both tasks must be in a formal style.

Begitulah alurnya. Pengawas tes selalu memberikan pengingat waktu yang tersisa. Dari 20 menit sampai 5 menit terakhir. Banyak peserta panik disaat 5 menit terakhir di writing. Namun berkat Mbak Emma di Youtube, aku bisa mengatasinya. Bukan karena pede yang berlebih, tapi karena sudah pasrah dengan hasil writing yang ditulis di kertas jawaban. :). Tes dimulai pukul 09.00 dan selesai pukul 11.55.

Untuk speaking, pihak IALF Surabaya sudah menjadwalkan untuk peserta dari luar kota agar bisa melakukan tes dihari yang sama. Aku dapat jadwal pukul 15.10. Artinya masih ada waktu 2 jam 30 menit sebelum tes dimulai. Pasnya, diseberang IALF ada Carrefour, dan makan siang disana sambil nonton youtube lagi tentang speaking. Makannya mie indomie biasa, sama es teh tawar tapi nongkrongnya lama..



14.30, aku nyeberang lagi ke IALF, dan naik ke ruangan tes. Ruangan masih kosong karena masih istirahat siang. Nggak lama, ada panitia pengawas masuk dan mempersilakan untuk diambil sidik jari lagi. Isi daftar hadir dan alamat pengiriman hasil. Lalu.. dijemputlah aku oleh Bapak berkebangsaan Australia. Guguplah. Pas jalan keruangan tes baru terpikir, kenapa nggak latihan dulu sih tadi malem sama temen-temen yang bahasa ibunya bahasa Inggris. Mereka pasti cukup baik untuk jadi pendengar dan pengoreksi yang baik walaupun cuman keep in touch sekali setahun dari 2013. Aku duduk dikursi, Bapak yang menjadi penilai duduk dibelakang meja dan menyalakan alat perekam suara. Mulai dari perkenalan diri, dan alur tes cocok, seperti yang aku gladikan selama ini:

Speaking 11–14 minutes

The speaking component assesses your use of spoken English. Every test is recorded.

Part 1 - the examiner will ask you general questions about yourself and a range of familiar topics, such as home, family, work, studies and interests. This part lasts between four and five minutes.

Part 2 - you will be given a card which asks you to talk about a particular topic. You will have one minute to prepare before speaking for up to two minutes. The examiner will then ask one or two questions on the same topic.

Part 3 - you will be asked further questions about the topic in Part 2. These will give you the opportunity to discuss more abstract ideas and issues. This part of the test lasts between four and five minutes.

Setelah tes speaking, aku dipersilakan keluar ruangan, dan lapor ke pengawas. 
Setelah laporan bahwa sudah menyelesaikan tes, aku turun dengan pandangan kosong. Hampa.
Karena hal yang sangat manusiawi
Speaking tadi harusnya bisa lebih baik......
dan pikiran itu masih berputar-putar sampai gocar menjemput, sampai tiba lagi di homestay, sampai tidur malamnya ditemani pilek yang melanda tiba-tiba...
Besoknya, aku bangun, langsung siap-siap ke bandara. dan pulang.. tentu delayed dulu 3 jam baru takeoff...

Hasil tes keluar 13 hari setelah tes dilaksanakan, jadi hasil tes aku akan keluar (harusnya) tanggal 26 Desember 2018. Tapi karena libur natal, jadi hasil tes akan dikirimkan di tanggal 2 Januari 2019. Taun depan..

Iseng-iseng nih, hari ini (26 Desember 2018) karena lagi nggak ada rasa untuk ngerjain skripsi, aku cek di IDP IELTS, coba iseng berhadiah, siapa tau kan hasil onlinenya keluar sesuai jadwal.
dan IYAAAK.. HASILNYA KELUAR.
Sudahlah, tidak bisa digambarkan kegugupan atas penantian hasil IELTS ini. 
Hasilnya terpampang jelas dilayar:
Captured dari HP aja ya..

Alhamdulillah, ternyata bisa lebih bagus dari prediksi di Banjarmasin. 
Hasil Tes IELTS
Listening 7.5
Reading 8.5
Writing 6.0
Speaking 7.5
OVERALL 7.5
Bisa nyangkut di overall 7.5 sudah sangat membahagiakan, walaupun si writing masih 6.0, ngepas buat daftar. Tapi nggakpapa, Tetap bahagia~~
Jika dibandingkan, pada tabel ini overall 7.5 sama dengan TOEFL PBT/ITP maks skor 633

Oktober 2016 lalu hasil TOEFL ITP aku masih diangka 567, dan rencananya aku mau tes TOEFL lagi diawal Januari. Tapi berhubung ternyata hasil IELTS sudah keluar, maka alhamdulillah sudah nggak perlu tes TOEFL lagi (hemat bep).

Jadi begitulah pengalaman tes IELTS dengan persiapan kurang dari dua minggu. Dalam tulisan ini tidak ada hal-hal yang dibuat-buat dan murni dari lubuk hati terdalam. Agar kamu yang berada diposisiku kemarin bisa lebih kuat menghadapi tesnya. Apalagi yang punya persiapan lebih mantap dari 13 hari. 

Kesimpulannya adalah, kalau ga perlu banget, ngga usah ngegas tes... persiapkan semantap dan seyakin mungkin, tapi kalau pun harus mengikuti tes dalam waktu singat, jadikan tesnya prioritas sementara dan usaha semaksimal mungkin agar tidak terjadi penyesalan, apalagi buat kita yang harus mecahin celengan ayam dulu baru bisa ikut tes lagi.

Buat kamu yang sebentar lagi tes: Semangat dan tenang, this too shall pass!
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa dipost selanjutnya!


UPDATE:

Ternyata IALF Surabaya sudah mengirimkan berkas hasil ditanggal 26 Desember 2018!
Aku terima dengan baik keesokan harinya, 27 Desember 2018

Alhamdulillah, fotonya "normal"



Comments

Popular posts from this blog

Prioritas

Happier